Sabtu, 16 Mei 2015

Kecoa? Jangan Dipukul...



Kecoa, yah hewan kecil yang habitatnya ada di tempat tempat lembab dan kumuh ini sangatlah di benci oleh banyak orang. Hal ini di karenakan tempat tinggal dan makanan kecoa yang Uhhhh... bisa di bilang menjijikkan, mreka makan makanan sisa, bisa sisa makan manusia yang ada di tempat bersih ataupun di tempat sampah. Bisa di simpulkan berdasarkan tempat tinggal, hidaup, dan makannya, pada tubuh kecoa terdapat banyak bakteri dan barasit yang bisa di peroleh dari tempat-tempat jorok tersebut.

Mungkin kalian pernah mendengar isu sebuah video dimana ketika sebuah kecoa di bunuh, di dalamnya terdapat cacing parasit yang bisa di bilang sangat bayaha untuk manusia apabila kita berkontak langsung dengan parasit itu. Yah itu memang benar adanya.

Menurut dr. Chabib Afwan selaku Deputi Zoonosis Kementrian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat RI dalam wawancaranya bersama beberapa media mengatakan “Karena bahaya kecoa, maka sebaiknya membunuh kecoa cukup dilakukan dengan menggunakan pestisida saja atau dengan menggunakan pembersih serangga atau racun serangga seperti yang sering dijual di toko-toko atau dipasar setempat itu sudah cukup. Racun atau pembersih serangga tersebut juga dapat digunakan sebagai pembasmi lalat dan nyamuk.”

Walaupun penggunaan pestisida yang tidak tepat sasaran itu sangat berbahaya, hal ini adalah pilihan terbaik untuk membunuh kecoa dari pada gita memukul kecoa sampai tergencet. Selain itu dengan penggunaan pestisida, kita tidak hanya membunuh satu kecoa saja, bahkan bisa sampai puluhan dimana kita tidak perlu memburu kecoa-kecoa tersebut, kita hanya meletakkan pestisida di tempat yang sesuai atau sering di datangi kecoa.

Kecoa betina menghasilkan telur. Sedangkan kecoa jantan menhasilkan sperma. Proses perkawinan dimulai dengan si betina mengeluarkan feromon yang berfungsi untuk memikat si jantan. Selanjutnya si jantan mendekat. Pada beberapa spesies, beberapa jantan berkelahi untuk memperebutkan satu betina. Si pejantan tangguh kemudian memasukkan spermanya ke rahim si betina. Apa yang terjadi selanjutnya berbeda untuk setiap spesies.

Kecoa yang berjenis ovivipar akan mengeluarkan telurnya yang disimpan di dalam sebuah kantung yang bernama oteka (ootheca). Oteka kemudian dilekatkan di perut si induk. Selanjutnya ada yang tetap membawa oteka tersebut hingga telur-telur di dalam oteka menetas. Namun tak jarang oteka disembunyikan di tempat yang sesuai untuk perkembangan telur. Kecoa yang berjenis ovovivipar tidak mengeluarkan oteka dari rahimmnya. Sedangkan pada kecoa yang berjenis vivipar, bayi-bayi kecoa berkembang di cairan yang terdapat di rahim induknya, seperti halnya kehamilan pada mamalia.

Jumlah keturunan tiap spesies kecoa berbeda. Pada kecoa Jerman, sepasang induk akan menhasilkan keturunan sebanyak 300.000 dalam waktu setahun. Sedangkan pada spesies Amerika, lebih sedikit, hanya 800 keturunan. Berikut Gambar Kecoa Amerika dan Jerman (Kecoa Amerika Sebelah kiri, Kecoa Jerma Sebelah Kanan) :






Terimakasih Sudah mau membaca Post Saya.....

0 komentar:

Posting Komentar